BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Di
dalam dunia usaha saat ini persaingan semakin ketat antara satu perusahaan
dengan perusahaan lainnya yang memproduksi barang sejenis. Untuk itu setiap
perusahaan atau pengusaha dituntut untuk melakukan strategi-strategi pemasaran
yang tepat agar tidak kalah dengan perusahaan lainnya. Karena hampir semua
perusahaan itu mempunyai tujuan yang sama yaitu memaksimalkan keuntungan.
Dalam
teori ekonomi mikro, tujuan perusahaan adalah mencari keuntungan secara teoritis
laba adalah kompensasai atau resiko yang ditanggung oleh perusahaan, makin
besar resiko semakin besar pula laba yang diperoleh. Sedangkan menurut Domonick
Solvatore keuntungan merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya
total (TC). Dan keuntungan maksimum akan tercapai apabila selisih positif
antara TR dan TC mencapai angka terbesar.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian dari memaksimalkan Keuntungan (laba)?
2. Apa
Tujuan Perusahaan Memaksimalkan Keuntungan?
3. Apa saja
macam-macam pendekatan dalam memaksimalkan Keuntungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Memaksimalkan Keuntungan
(Laba)
Laba adalah selisih antara
penerimaan total dan biaya total Penerimaan total= jumlah yang diterima dari
penjualan produk (q x P).
Biaya total adalah jumlah dari:
- Biaya total yang dikeluarkan dari kantong
- Tingkat pengembalian modal yang wajar
Biaya peluang
masing-masing faktor produk. Di masa sekarang ini, di mana
persaingan sangat ketat, perusahaan harus selalu dapat menghasilkan laba untuk
dapat tetap bersaing dan menguasai pasar. Untuk memaksimalkan laba yang
diperoleh bisa dicapai melalui bermacam-macam cara, antara lain ialah melalui
efisiensi di semua bidang, seperti produksi, sumber daya manusia, maupun
keuangan.
Dalam bertingkah laku, konsumen memberikan latar belakang yang
berbeda-beda dalam mengkonsumsi terhadap suatu barang yang dihasilkan
perusahaan dalam menghasilkan produk yang dihasilkan. Segala hasil produksi
ditentukan oleh sifat permintaan oleh para pembeli didalam pasar. Ini yang
mengakibatkan atau mendorong para pembeli akan menaikkan atau memperbanyak
permintaannya apabila harga itu turun dan akan mengurangi pembelian tersebut
bila harga naik.
Sehingga
permasalahan yang timbul akan memberi suatu konflik perusahaan dalam
memproduksi, perusahaan harus mampu menganalisis sampai dimana factor-faktor
produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang.
Didalam
perusahaan atau biasanya disebut dengan Organisasi perusahaan dapat dibedakan
menjadi tiga bentuk, yaitu: perusahaan perseorangan, firma,
dan perseoraan terbatas.
1.
Perusahaan perseorangan,
Organisasi Perusahaan yang paling banyak jumlahnya dalam setiap perekonomian,
tetapi sumbangan terhadap keseluruhan produksi tidaklah terlalu besar karena
perusahaan ini kebanyakan dari usaha kecil-kecilan. Sehingga perusahaan ini
lebih sulit dalam mendapatkan modal yang besar bahkan hasil produksinya tidak
terlalu banyak ini diakibatkan modal yang sedikit. Kalau melihat prospek dari
usaha ini kedepan adalah setiap pemilik usaha memiliki hak preogatif yang
sangat kuat terhadap perusahaannya. Sedangkan kelemahanya adalah modal yang
sangat sedikit terkadang tidak mencukupi dan sulit dalam memperoleh pinjaman.
2. Perseroan terbatas, jenis perusahaan ini jika dilihat
dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang dilakukannya, Organisasi ini
lebih banyak diambil oleh perusahaan untuk melakukan usahanya, bahkan di
negara-negara besar juga menggunakan jenis perusahaan ini. Perusahaan ini
memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengusaha.
3.
Perusahaan Firma atau
Perkongsian, dalam perusahaan tipe
seperti ini banyak dimiliki oleh beberapa orang. Mereka yang melakukan
kesepakatan bersama dalam pelaksanaannya suatau usaha yang seperti ini membagi
keuntungan yang diperolehnya.
Dalam
pengaplikatifan suatu perusahaan yang telah disebutkan diatas, dapat tercapai
tergantung setiap individunya dalam memilih mana yang menurut mereka lebih
menguntungkan bagi perusahaan mereka.
Tujuan utama
dari suatu usaha adalah mendapatkan keuntungan, agar kelangsungan usaha dapat
tetap terjaga. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari faktor
manusia sebagai pengendali semua fungsi. Akan tetapi tidak hanya faktor manusia
saja, faktor pendukung lain juga berpengaruh terhadap perolehan keuntungan atau
laba. Faktor-faktor tersebut antara lain jumlah produk, modal, dan upah tenaga
kerja.
Perusahaan
inti sebagai pihak pertama berfungsi
sebagai pihak penyedia sarana produksi dan sekaligus memasarkan hasil
produksinya. Pihak ini biasanya berupa perusahaan yang lebih dikenal sebagi poultry
shop. Pihak kedua adalah penyedia
dana usaha. Penyedia dana biasanya berupa lembaga keuangan berupa bank ataupun
non bank yang umumnya diupayakan oleh perusahaan inti atau bahkan seringkali
perusahaan inti tersebut merangkap dan bertindak sebagai penyandang dana. Pihak
ketiga adalah perusahaan. Pihak ketiga ini biasanya adalah
perusahaan atau kelompok pengelolah yang hanya mempunyai kemampuan teknis saja,
atau hanya mempunyai sumber daya prasarana produksi saja yang berupa lahan dan
tidak mempunyai kemampuan dalam bidang pendanaan. Pihak ketiga ini sering
disebut sebagai Plasma.
Dengan
manajemen membuka kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan manajemen laba
dengan tujuan untuk memaksimalkan utilitas perusahaan. Bahwa manajemen
perusahaan target mendorong informasi positif harus lebih banyak. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan harga saham sehingga harga pasar yang digunakan sebagai
pedoman negosiasi telah berada pada tingkat harga ekuilibrium baru yang
diinginkan oleh pemegang saham perusahaan target, yang pada akhirnya mampu
meningkatkan nilai takeover. Manajemen laba
dengan motivasi yang sama telah dilakukan, baik untuk program bonus, motivasi
penundaan penggantian CEO, maupun motivasi IPO.
Keuntungan
(laba) merupakan tujuan utama suatu pengusaha dalam menjalankan usahanya.
Proses produksi dilaksanakan seefisien mungkin dengan tujuan untuk meningkatkan
keuntungan. Menurut Sunaryo keuntungan (laba) adalah selisih antaratotal
pendapatan dengan total biaya, yang merupakan insentif bagi produsen untuk
melakukan produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk
mengalokasikan sumber daya ke proses produksi tertentu.
Keuntungan
total merupakan penerimaan total (TR) dikurangi dengan biaya total (TC),
Keuntungan total akan mencapai maksimum apabila selisih positif antara TR
dengan TC mencapai angka terbesar. Secara sistematis laba dapat dirumuskan
π=TR-TC, perusahaan dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila selisihnya
bernilai positif (π>0) dimana TR harus lebih besar dari pada TC (TR-TC).
B. Tujuan Perusahaan dalam
Memaksimalkan Keuntungan (Laba)
Dalam
teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahan
adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana
keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”.Berdasarkan kepada
pemisalan ini dapat ditunjukkan pada tingkat kapasitas memproduksi yang
bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya.
Dalam
praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan.Ada
perusahaan yang menekan kepada volume penjualan dan ada pula yang memasukkan
pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang akan di capai.Ada
pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi kepentingan
masyarakat dan kurang mementingkan tujuan untuk mencari keuntungan yang
maksimum. Memang beberapa tujuan yang di temui dalam praktek tersebut
memberikan dalam menganalisis kegiatan perusahaan. Tetapi, di samping menyadari
kenyataan tersebut, juga di ingat bahwa pada sebagian besar perusahaan, Intinya
tujuan terpenting adalah memaksimumkan keuntungan.Telah terbukti bahwa yang
telah diberikan kepada masyarakat telah memperoleh kesimpulan yang sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya yaitu untuk memaksimalkan laba.
Efisiensi
di bidang keuangan memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan
efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat
mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan lain kerena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk
mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya. Seperti halnya industri lain,
tiap industry juga bertujuan untuk memperoleh laba guna mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Laba yang dihasilkan tidak terlepas dari beberapa factor
antara lain jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.
C. Cara Mencapai Tujuan Perusahaan
Memaksimumkan Keuntungan (Laba)
Keuntungan
diperoleh dari hasil penjualan yang lebih besar dari ongkos produksi, dan kerugian
akan terjadi apabila hasil penjualan lebih sedikit dari ongkos produksi. Dalam
usahanya untuk mempoduksi barang-barang yang diperlukan dalam masyarakat, dan
memperoleh keuntungan maksimum dari usaha tersebut.
Efisiensi di bidang keuangan
memberikan pengaruh pada operasi perusahaan, sehingga akan meningkatkan
efisiensi operasional dan efisiensi investasi yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan laba perusahaan. Dengan menghasilkan laba, perusahaan dapat
mempertahankan pertumbuhan perusahaannya sehingga dapat bersaing dengan
perusahaan lain karena laba tersebut dapat ditanam kembali dan digunakan untuk
mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhannya.
Perkembangan dunia usaha yang
semakin pesat dengan pembangunan teknologi yang semakin maju membawa pengaruh
yang besar terhadap produksi yang
dihasilkan oleh industri.
Seperti halnya industri lain, setiap industri juga bertujuan untuk memperoleh
laba guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Laba yang dihasilkan tidak
terlepas dari beberapa faktor antara lain jumlah produk yang dalam hal ini
adalah jumlah hasil produksinya, modal, dan total upah tenaga kerja.
D.
Pendekatan-pendekatan Dalam Memaksimalkan Keuntungan
Di
dalam memaksimalkan keuntungan oleh produsen terdapat tiga pendekatan, yaitu:
1.
Pendekatan
Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan
totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total(TR)
dan biaya total (TC). Pendekatan total(TC) adalah sama dengan jumlah unit
output yang terjual (Q) dikalikan dengan harga output per unit (P), maka TR =
P.Q . Sedangkan biaya total (TC) adalah samadengan biaya tetap (FC) ditambah
dengan biaya variable(VC), maka TC = FC + VC.
Dalam
pendekatan totalitas biaya variable per unit output dianggap konstan sehingga
biaya variable adalah jumlah output (Q) di kalikan dengan biaya variable per
unit (v), maka VC=v.Q. Sehingga dapat disimpulkan bahwa π=P.Q-(FC+v.Q).
Implikasi
dari pendekatan totalitas ini adalah perusahaan menempuh strategi penjualan
maksimum (Maximum Selling).Sebab semakin besar penjualan semakin besar laba
yang diperoleh. Hanya saja sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus
menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk mencapai titik impas.
Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi permintaan efektif.
Q
|
P
|
TR
|
TC
|
Keuntungan
Total
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
|
17
18,5
19,5
20,75
22,25
24,25
27,5
32,5
40,5
52,5
|
-12
-8,5
-4’5
-0,75
2,75
5,75
7,5
7,5
4,5
-2,5
|
Dari
tabel tersebut produsen akan menjual produknya sebanyak 8 unit yaitu pada saat
selisih antara TR dan TC adalah yang paling besar. Dengan tingkat harga yang
terjadi di pasaran sebesar 5, maka produsen akan memperoleh keuntungan maksimum
yaitu sebesar 7,5.
2.
Pendekatan
Marginal (Marginal Approach)
Analisis
marginal ini mirip dengan analisis mencari kepuasan maksimum. Analisis ini
mendasarkan pada satu konsep yaitu keuntungan marginal yakni tambahan
keuntungan total sebagai akibat tambahan satu unit output. Untuk mencari
jumlah output yang menghasilkan keuntungan maksimum dapat digunakan patokan
sebagai berikut “Jika keuntungan marginal masih positif dengan menambah satu
unit output maka output harus ditambah dan apabila keuntungan marginal negative
dengan menambah satu unit output maka output harus dikurangi sampai keuntungan
atau laba marginal= 0”.
Dalam
pendekatan marginal perhitungan laba dilakukan dengan membadingkan biaya
marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada
saat MR=MC. Suatu perusahaan akan menambah keuntungannya apabila menambah
produksinya pada saat MR>MC yaitu hasil penjualan marginal (MR)
melebihi biaya marginal (MC). Dalam keadaan ini pertambahan produksi dan
penjualan akan menambah keuntungannya. Dalam keadaan sebaliknya, yaitu apabila
MR<MC, mengurangi produksi dan penjualan akan mmenambah untung. Maka
keuntungan maksimum di capai dengan keadaan di mana MR=MC berlaku. sehingga π=TR-TC.
Q
|
P=MR
|
MC
|
Keuntungan Total
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
|
-
1,5
1
1,25
1,5
2
3,25
5
8
12
|
-12
-8,5
-4,5
-0,75
2,75
5,75
7,5
7,5
4,5
2,5
|
Pada
tabel di atas dicari kondisi pada saat MR=MC dimana pada kondisi tersebut
jumlah output yang dihasilkan adalah 8 unit dan tingkat keuntungan yang
diperoleh adalah sebesar 7,5.
3.
Pendekatan
Rata-rata
Dalam
pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara
biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) . Laba total adalah
laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Dapat dijelaskan
secara matematis π=(P-AC).Q.
Dari
persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P)
lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC). Perusahaan hanya mencapai angka impas
bila P sama dengan AC.
Keputusan
untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila
P lebih kecil atau sama dengan AC, Perusahaan hanya mencapai angka impas bila
P=AC. Keputusan untuk memproduksi didasarkan pada perbandingan antara P dengan
AC. Bila P lebih kecil atau sama dengan AC maka perusahaan tidak mau
memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata adalah perusahaan atau unit laba
usaha harus menjual sebanyak-banyaknya(maximum Selling) Agar laba (π) makin
besar.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan mengenai pemaksimalan laba, maka dapat diambil kesimpulan seperti
berikut:
1. Menurut Sunaryo keuntungan (laba) adalah
selisih antara total pendapatan dengan total biaya, yang merupakan insentif
bagi produsen untuk melakukan produksi.Pada intinya tujuan dari memaksimalkan
laba adalah mencari keuntungan bagi perusahaan tersebut yang sedang produksi.
2. Adapun pendekatan – pendekatan yang ada di
memaksimalkan laba sebagai berikut :
a.
Pendekatan Totalitas (Totality Approach)
Pendekatan
totalitas merupakan pendekatan dengan cara membandingkan pendapatan total(TR)
dan biaya total (TC) maka TC = FC + VC.
b. Pendekatan Marginal (Marginal Approach)
Yaitu hasil tambahan hasil penjualan yang diperoleh
perusahaan dari menjual
perunit lagi barang yang di produksi.
c. Pendekatan Rata – rata
Dalam
pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara
biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) . Laba total adalah
laba per unit dikalikan dengan jumlah output yang terjual. Maka π=(P-AC).Q.
pakah kombinasi biaya yang paling murah dapat memaksimalkan laba?mohon penjelasanya?
BalasHapusCasinos Near Harrah's Casino and Racetrack - Mapyro
BalasHapus1 영주 출장안마 Casino Dr in 창원 출장마사지 Harrah's, LA 양주 출장샵 70130. MapYRO 상주 출장샵 Hotels and Resorts offers 충주 출장안마 392 licensed hotels, motels, and casinos in the area.
Casino Roll
BalasHapusJoin 1xbet korean Casino Roll Online https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ Casino 토토 사이트 Roll kadangpintar 2021 casino-roll.com